Judul : Tips ternak Murai Batu agar menghasilkan anakan yang berkualitas
link : Tips ternak Murai Batu agar menghasilkan anakan yang berkualitas
Tips ternak Murai Batu agar menghasilkan anakan yang berkualitas
Hal pertama yang harus dipersiapkan dalam beternak Murai Batu (MB) adalah memilih indukan jantan dan betina yang berkualitas.
Ukuran tentang kualitas seekor Murai Batu (MB) bisa bermacam-macam tergantung dari tujuan dalam menangkarkan burung tersebut. Tapi dasar utama dari pemilihan indukan yang berkualitas adalah dengan melihat dari gen/silsilah indukan Murai Batu tersebut.
Jika tujuan dari menangkarkan Murai Batu (MB) adalah untuk menghasilkan burung-burung dengan kualitas lomba, maka harus memilih indukan jantan yang memiliki trah juara.
Biasanya Murai Batu (MB) yang telah mendapat predikat juara pada perlombaan-perlombaan besar merupakan calon indukan berkualitas yang berpotensi menghasilkan anakan yang berkualitas lomba.
Tapi untuk mendapatkan indukan yang sudah berprestasi, tentunya harus mengeluarakan biaya yang tidak sedikit karena harga Murai Batu (MB) yang sudah prestasi pasti cukup mahal.
Jika terkendala masalah biaya, kita bisa mencari calon indukan yang memiliki prospek bagus walaupun belum pernah juara atau dilombakan.
Umumnya indukan yang bagus memiliki volume suara keras, memiliki kecerdasan dalam menirukan suara burung lain, memiliki tonjolan-tonjolan suara yang khas seperti tembakan-tembakan, ngeroll dan banyak memiliki variasi suara, serta memiliki performa dan penampilan yang baik.
Setelah mendapatkan calon indukan Murai Batu (MB) jantan, selanjutnya tinggal mencari indukan betina yang berkualitas. Ciri-ciri fisiknya kurang lebih sama dengan indukan jantan.
Untuk calon indukan betina juga harus memiliki suara yang bagus, mental yang bagus dan postur yang bagus (ideal dan tidak cacat), serta memiliki ekor yang cukup panjang untuk ukuran Murai Batu (MB) betina.
Murai Batu (MB) yang akan dijodohkan sebaiknya berasal dari sub-spesies atau dari wilayah yang sama. Ini memang lebih sulit karena jarang sekali diperdagangkan Murai Batu betina. Mayoritas pedagang lebih memilih menjual Murai Batu jantan karena nilai ekonomisnya lebih tinggi.
Cara yang bisa dilakukan untuk mendapatkan Murai Batu (MB) betina yang berkualitas yaitu dengan mendatangi tempat penangkaran Murai Batu yang sudah terpercaya.
Tapi jika tujuannya hanya sekedar untuk menangkarkan Murai Batu (MB) saja untuk menambah penghasilan, maka kita bisa memilih calon indukan jantan dan betina tanpa harus mempertimbangkan trah atau silsilahnya, dan bisa dari jenis apa saja.
Langkah-langkah dalam menjodohkan calon indukan Murai Batu (MB):
Setelah mendapatkan calon indukan jantan dan betina, langkah pertama yang harus dilakukan adalah dengan memperkenalkan keduanya dengan memperdengarkan suara kicauan indukan jantan dan indukan betina terlebih dahulu tanpa saling melihat satu sama lain. Caranya dengan menempatkan kedua burung tersebut dalam sangkar gantung yang terpisah.
Usahakan untuk menempatkan kandangnya dalam satu area agar dapat saling mendengar suara kicauannya. Usahakan agar kedua calon indukan tersebut tidak saling melihat dulu. Jika tempatnya tidak memungkinkan untuk memisahkan keduanya, kita bisa menggunakan sekat atau kerodong pada kandangnya.
Setelah kedua calon indukan Murai Batu (MB) tersebut terdengar sudah saling sahut-sahutan, untuk sementara biarkan saja dulu sampai irama kicauan keduanya terdengar seirama. Biasanya diperlukan waktu sekitar 2-3 hari, tapi tidak mutlak karena tergantung kondisi dilapangan.
Pada masa perjodohan, dianjurkan untuk memberian pakan hidup dan nutrisi yang cukup agar kedua calon indukan Murai Batu (MB) mencapai puncak birahi, sehingga proses pejodohan akan berlangsung lebih cepat.
Setelah terjadi keseimbangan irama kicauan dari kedua indukan Murai Batu (MB) tersebut, saatnya untuk mempertemukan keuanya dengan tahapan sebagai berikut:
• Buka kerodong atau sekat kandang kedua indukan Murai Batu (MB) dengan jarak antara kedua sangkar tetap berjauhan sekitar 4 meter. Jangan terburu-buru untuk langsung menyatukan keduanya dalam satu kandang.
Karena jika keduanya langsung disatukan dalam satu kandang, dikuatirkan indukan Murai Batu (MB) jantan akan menyerang bahkan membunuh indukan betina.
Tahap perjodohan kedua calon indukan Murai Batu (MB) akan berlangsung selama beberapa hari, bahkan bisa sampai beberapa minggu. Setelah proses tersebut berjalan dengan baik dan terlihat ada kemajuan, kita bisa menempatkan sangkar keduanya dengan jarak yang lebih dekat menjadi 1 atau 2 meter.
Biasanya kalau kedua calon indukan Murai Batu (MB) sudah saling cocok, maka Murai Batu jantan akan mulai memperlihatkan perilaku yang berbeda seperti mengibas-ngibaskan ekornya dan bersuara merdu untuk menarik perhatian Murai Batu betina.
Jika reaksi calon indukan betina hanya diam saja di atas tangkringan, itu menandakan jika Murai Batu (MB) betina tersebut belum siap untuk kawin. Tapi jika reaksi calon indukan betina mengambil posisi membungkuk dan melebarkan kedua sayapnya (ngleper), berarti hal itu menandakan jika calon indukan betina tersebut sudah benar-benar siap untuk kawin.
Setelah terlihat tanda-tanda kecocokan seperti di atas, segera masukkan kedua calon indukan Murai Batu (MB) tersebut dalam kandang penangkaran yang besar, tapi calon indukan jantan tetap berada didalam kandang harian yang digantung di dalam kandang penangkaran.
Biarkan proses penjodohan ini berlanjut sampai calon indukan Murai Batu (MB) betina benar-benar siap untuk dikawinkan yang ditandai dengan seringnya calon indukan betina hinggap disekitar kandang calon indukan jantan.
Setelah tahap perjodohan memperlihatkan kemajuan yang baik, kita bisa mengeluarkan calon indukan Murai Batu (MB) jantan dari sangkar harian agar dapat bersatu dengan calon indukan betina didalam kandang penangkaran.
Dalam beberapa kejadian, setelah kedua calon indukan Murai Batu (MB) ditempatkan dalam kandang penangkaran, maka keduanya akan cepat melakukan aktivitas perkawinan. Setelah kedua indukan Murai Batu melakukan perkawinan, indukan betina akan mulai membangun sarangnya.
Oleh karena itu, dalam kandang penangkaran juga perlu disiapkan bahan penyusun sarang berupa merang atau daun cemara/pinus. Sebagian bahan dimasukkan ke dalam kotak sarang dan sebagian lainnya diletakkan di lantai kandang penangkaran.
Biasanya, setelah 2 hari berlangsung sarang akan selesai dibuat dan indukan betina akan beristirahat. Setelah kurang lebih 4 hari, indukan betina akan mulai bertelur.
Dalam sehari indukan Murai Batu (MB) betina akan bertelur sekali. Jumlah telur yang dihasilkan antara 3 sampai 4 butir. Setelah jumlah telur yang dikeluarkan ada 3 butir, indukan betina biasanya sudah mulai mengerami telur-telurnya.
Demikianlah Artikel Tips ternak Murai Batu agar menghasilkan anakan yang berkualitas
Anda sekarang membaca artikel Tips ternak Murai Batu agar menghasilkan anakan yang berkualitas dengan alamat link https://baladgacor.blogspot.com/2021/11/tips-ternak-murai-batu-agar.html?m=0