Wednesday, August 19, 2020

Mengenal jenis-jenis Murai Batu ekor hitam dari Pulau Sumatera

(Murai Batu Ekor Hitam)

Murai Batu (MB) ekor hitam lebih dikenal oleh sebagian Kicau Mania merupakan Murai Batu yang berasal dari Nias dan Aceh. Tapi sebetulnya habitat Murai Batu ekor hitam tidak hanya ada di pulau Nias dan Aceh saja, tetapi ada juga di Lampung dan Pulau Mentawai, Sumatera Barat.

Masing-masing jenis Murai Batu (MB) ekor hitam memiliki ciri-ciri dan karakter yang berbeda-beda antara satu daerah dengan daerah lainnya.

Berikut ini jenis-jenis Murai Batu (MB) ekor hitam yang ada di Pulau Sumatera:

• Murai Batu Nias

Sesuai dengan namanya, habitat Murai Batu (MB) Nias hanya terdapat di Pulau Nias, Sumatera Utara. Di tempat asalnya, Murai Batu ini disebut Totohua, yang dikenal sebagai burung cerdas karena bisa menirukan berbagai macam suara kicauan burung lainnya dengan cepat dan fasih.

Suara kicauan Murai Batu Nias terdengar keras dan melengking dengan diselingi suara tembakan-tembakan kasar.

Panjang ekornya bisa mencapai 20 - 25 cm yang terdiri dari enam pasang bulu ekor yang semuanya berwarna hitam polos. Warna hitam pada ekornya tersebut yang membedakan Murai Batu Nias dengan Murai Batu Medan.

• Murai Batu Sinabang/Simeulu

Sesuai dengan namanya, habitat dari Murai Batu ini ada di Pulau Simeulu, tepatnya di daerah Sinabang, Provinsi Aceh. Murai Batu Sinabang memiliki postur tubuh yang kecil dengan panjang ekor hanya sekitar 10 - 13 cm saja.

• Murai Batu Lasia

Habitat Murai Batu (MB) Lasia berada di Pulau Lasia, tidak jauh dari Pulau Simeulu, tepatnya di bagian tenggara. Mungkin karena masih satu wilayah (Aceh), bentuk fisik dan karakter Murai Batu Lasia tidak berbeda jauh dengan Murai Batu Simeulu.

Perbedaan yang paling mencolok ada pada ukuran tubuhnya, Murai Batu Lasia memiliki postur tubuh lebih besar dibanding Murai Batu Simeulu.

Pada bulu ekor Murai Batu Lasia terdapat noktah putih tepat di ujung tengah ekornya, tapi untuk keseluruhan warna ekornya didominasi warna hitam pekat. Ukuran panjang ekornya juga lebih panjang dari Murai Batu Simeulu, yaitu sekitar 14 - 16 cm.

• Murai Batu Pagai/Mentawai

Jika Murai Batu (MB) Lasia memiliki karakteristik yang hampir sama dengan Murai Batu Simeulu, maka untuk Murai Batu Mentawai memiliki kemiripan dengan Murai Batu Nias. Bahkan karena sangat mirip, kedua jenis Murai Batu ekor hitam ini hampir tidak bisa dibedakan secara spesifik. Ada juga yang beranggapan jika Murai Batu Mentawai adalah Murai Batu Nias yang dibawa ke kepulauan Mentawai, atau sebaliknya.

Tapi jika keduanya dijejerkan, maka akan tampak jika ukuran tubuh Murai Batu Mentawai sedikit lebih kecil dari Murai Batu Nias. Sedangkan dari ukuran panjang ekornya juga bisa dibedakan. Murai Batu Mentawai rata-rata memiliki ekor berukuran 13 - 15 cm, tapi itu juga tidak bisa dijadikan patokan yang pasti karena beberapa Murai Batu Mentawai juga ada yang ekornya mencapai panjang 20 - 25 cm seperti Murai Batu Nias.

Murai Batu jenis ini banyak ditemui di Pulau Pagai, salah satu dari empat gugusan dari kepulauan Mentawai. Maka ada yang menyebutnya Murai Batu Pagai atau Murai Batu Mentawai.

• Murai Batu Lampuyang

Lampuyang adalah nama sebuah daerah di Pulau Breueh, Aceh. Murai Batu yang hidup di daerah ini kemudian disebut Murai Batu Lampuyang dan merupakan salah satu jenis Murai Batu ekor hitam.

Ukuran tubuh Murai Batu Lampuyang tergolong sedang. Murai Batu ini cukup mudah dikenali karena pada bulu ekornya terdapat corak balak dibagian ujung bulu ekornya.

Murai Batu Lampuyang memiliki 6 pasang bulu ekor yang tebal dan kaku dengan ukuran yang cukup panjang, yaitu sekitar 18 - 22 cm. Dari 6 helai bulu ekor tersebut terdiri dari 3 helai pada bagian ujung belakang berwarna hitam, dan 3 helai lagi berwarna putih didekat pangkal kloaka. Semua jenis Murai Batu Lampuyang pasti memiliki ciri-ciri tersebut.

Suara kicauan Murai Batu (MB) Lampuyang bervolume keras dan menekan dengan gaya tarung yang cenderung agresif. Maka tidak jarang dengan karakter tarung serta kemampuan berkicau yang dimilikinya itu dapat membuat lawannya menjadi drop atau ngebetmen ketika dilapangan.

• Murai Batu Sabang

Dari semua jenis Murai Batu (MB) ekor hitam yang ada, jenis Murai Batu Sabang inilah yang paling jarang ditemui untuk saat ini. Pemerintah Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) juga telah melarang perdagangan Murai Batu Sabang diluar dari wilayah NAD untuk menjaga populasinya agar tidak punah.

Habitat Murai Batu ini ada di Pulau Weh yang berlokasi di Laut Andaman, yaitu pulau paling barat dari wilayah Aceh yang berbatasan langsung dengan Negara Malaysia, Thailand, dan Myanmar.

Murai Batu (MB) jenis ini cenderung memiliki kesamaan dengan Murai Batu Lampuyang, yaitu dengan adanya corak balak pada bulu ekornya, tapi variasi corak hitam putih pada ekor Murai Batu Sabang lebih bervariasi, ada yang tiga helai hitam dan tiga helai putih dan ada juga yang bercorak balak dengan empat helai hitam dan dua helai bulu berwarna putih.

Dengan pola ekor seperti itu dan dengan ukuran ekornya yang panjang menjuntai sekitar 20 - 25 cm, penampilan fisik Murai Batu Sabang terlihat begitu gagah.

Baca juga:




Demikian sedikit informasi tentang mengenal jenis-jenis Murai Batu ekor hitam dari Pulau Sumatera. Untuk informasi lain seputar Murai Batu (MB), dapat dibaca pada artikel On Kicau lainnya.

Semoga bermanfaat
Terima kasih