(Burung Perkutut Liar) |
Memelihara burung Perkutut memang menyenangkan karena tingkah lakunya jinak dan suara anggungannya sangat merdu. Selain itu, burung ini juga tidak merepotkan karena perawatannya sangat mudah, tidak memerlukan perawatan khusus seperti burung ocehan.
Tapi untuk memiliki burung Perkutut yang jinak dan gacor, memerlukan kesabaran ekstra jika kita memeliharanya dari bakalan tangkapan hutan. Karena Perkutut lokal bakalan tangkapan hutan masih sangat liar.
Untuk menjinakkannya membutuhkan ketelatenan dan kesabaran agar Perkutut terasebut menjadi jinak dan rajin manggung.
Perkutut bakalan tangkapan hutan memiliki sifat dan perilaku yang liar dan agresif, berbeda dengan Perkutut hasil ternak yang cenderung jinak dan cepat akrab dengan pemiliknya.
Untuk menjadikan Perkutut bakalan tangkapan hutan jinak dan tidak takut ketika didekati orang, proses adaptasi dan penjinakkannya membutuhkan waktu yang cukup lama, bahkan bisa sampai bertahun-tahun jika Perkutut tersebut ketika ditangkap usianya sudah dewasa/tua.
Agar cepat jinak dan rajin manggung, Perkutut tersebut harus dirawat dan dilatih secara rutin dan teratur. Kita harus melakukan pendekatan dengan penuh kasih sayang.
Orang tua jaman dulu selalu memberikan nama untuk Perkutut peliharaannya, karena dengan diberikan nama panggilan, maka keakraban akan cepat terjalin antara Perkutut dengan pemiliknya.
Setiap hari sebelum diberi pakan dan dimandikan, biasakan untuk memanggil nama Perkutut tersebut dengan nada lembut sambil dicetreki jari tangan untuk menarik perhatiannya, sehingga lama-kelamaan akan terjalin komunikasi/hubungan batin antara Perkutut dengan pemiliknya. Hal itu bertujuan agar Perkutut cepat mengenal pemiliknya.
Setelah tidak terlalu liar lagi, burung Perkutut sudah bisa mulai dilatih. Latihan dilakukan rutin setiap hari, atau paling tidak dua hari sekali ketika cuaca cerah.
Latihan dilakukan mulai jam 07.00 pagi sampai jam 12.00 siang dengan menggantang Perkutut di atas kerekan ditempat terbuka.
(Ilustrasi Kerekan Perkutut) |
Perkutut bakalan yang belum bisa manggung (masih muda) sebaiknya jangan digantang terlalu jauh dari Perkutut lain yang sudah rajin manggung. Lebih baik lagi jika digantang ditempat yang ramai untuk melatih mentalnya agar burung bisa beradaptasi dengan lingkungan sekitar dan tidak takut orang lagi.
Untuk menjaga kebersihan bulu-bulunya dan agar tidak terserang kutu, sebaiknya Perkutut dimandikan paling tidak sebulan sekali.
Perlakuan saat memandikan Perkutut berbeda dengan cara memandikan burung ocehan. Jika burung ocehan cukup disemprot atau dimandikan dikeramba, untuk memandikan burung Perkutut harus dipegang dan dicelupkan kedalam air secara perlahan.
(Ilustrasi Cara Memandikan Perkutut) |
Perlakukan Perkutut dengan lembut ketika akan dipegang dan dimandikan agar tidak takut. Kemudian bulu-bulunya dielus-elus dulu agar burung merasa nyaman dan tenang ketika dimandikan. Dengan diperlakuan penuh kasih sayang, maka burung Perkutut tidak akan berontak ketika dicelupkan ke dalam air untuk dimandikan.
Rata-rata Perkutut bakalan tangkapan hutan baru akan rajin manggung setelah satu tahun dipelihara dan dilatih secara teratur, itupun biasanya suaranya belum bagus atau belum maksimal. Satu tahun berikutnya jika dirawat dan dilatih dengan baik, suara manggungnya akan berubah menjadi lebih bagus tapi belum stabil, dan baru setelah dirawat selama tiga tahun suaranya akan menjadi bagus dan stabil.
Jadi, untuk membentuk Perkutut bakalan tangkapan hutan agar menjadi jinak dan gacor dengan irama teratur dan volume maksimal dibutuhkan waktu minimal tiga tahun masa pemeliharaan dan pelatihan dengan pemberian pakan yang berkualitas dan diberikan jamu secara teratur.
Video Perkutut lokal alam gacor
Baca juga:
Demikian sedikit informasi tentang cara melatih dan merawat Perkutut bakalan agar cepat jinak dan rajin manggung. Untuk informasi lain seputar burung Perkutut, dapat dibaca pada artikel On Kicau lainnya.
Semoga bermanfaat
Terima kasih
Terima kasih