Monday, February 11, 2019

Jangan Pandang Sebelah Mata, Burung Rumahanpun Bisa Juara

Jangan Pandang Sebelah Mata, Burung Rumahanpun Bisa Juara -Assalamualaikum Hallo sahabat semua pecinta Balad Gacor, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Jangan Pandang Sebelah Mata, Burung Rumahanpun Bisa Juara, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Kisah inspiratif pemula, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Jangan Pandang Sebelah Mata, Burung Rumahanpun Bisa Juara
link : Jangan Pandang Sebelah Mata, Burung Rumahanpun Bisa Juara

Baca juga


Jangan Pandang Sebelah Mata, Burung Rumahanpun Bisa Juara

Artikel kali ini agak ngaco. Ya maklum yang nulis sedang galau. Sudah gak punya uang gak punya kerjaan pula. Hehehe.

Ya kali ini saya ingin mencoba membangkitkan semangat kita semua tentang memelihara burung berkicau apapun jenisnya. Jujur saja  artikel ini terinspirasi oleh salah seorang teman saya namanya Kadek. Dia adalah seorang kicaumania juga sama seperti kebanyakan dari kita. Hobinya bermula beberapa tahun lalu diawali dengan menjadi tukang pikat burung sampai mencoba beternak burung kicauan. Menurut saya pengalamannya sebagai kicaumania rumahan sih sudah seabrek. Mulai dari beli burung bakalan dan dipoles hingga lumayan nggacor. Sebenarnya sih beberapa rawatannya layak lomba meskipun hanya sekedar arena latber.

Tapi sayangnya waktu itu dia belum suka dengan dunia lomba. Nah cerita unik yang mungkin bisa menginspirasi kita dimulai dari sini. Waktu burung Lovebird (LB) sedang naik daun rupanya dia juga ikut "terseret" arus memelihara burung cantik tersebut. Tujuannya waktu itu adalah untuk dikembangbiakkan/diternak. Sayangnya karena dana yang terbatas dia lebih memilih membeli LB anakan bukan yang siap produksi.

Dalam 2 tahun (terhitung belinya mulai januari 2013) ternyata penangkarannya tidak berjalan mulus. Hanya satu pasang indukan yang berproduksi, itupun dengan anakan yang hanya satu ekor tiap kali masa berkembang biaknya. Nah selidik punya selidik ternyata ada beberapa pasang indukan yang berjenis kelamin sama. Ditambah beberapa indukan yang tidak begitu mahir dalam merawat dan mengerami telur maka lengkaplah sudah "kegagalan" dalam beternak LB yang sedah dicobanya.

Burung rumahan pun bisa menjelma menjadi gaco handal di lapangan asal kita rajin dan telaten merawatnya.

Nah dalam masa masa dimana 1.5 tahun berlalu (terhitung sejak pembeliannya) teman saya ini mencoba menukar nukar pasangan LB nya. Ya tujuannya sudah pasti ingin agar LB nya berproduksi lebih baik. Ada 2 ekor LB yang sengaja tidak di pasangkannya lagi karena kebetulan 2 ekor itu sama sama betina.

Keesokan harinya ternyata kedua LB tersebut ngekek panjang panjang. Dengan gaya nyeklek pula. Karena penasaran kedua LB tersebut dirawat dengan lebih intensif.

Celakanya setelah 3 bulanan dirawat malah kedua LB tersebut tambah jarang bersuara. Pernah suatu ketika bahkan bisu selama satu minggu. Karena jengkel diapun masa bodoh dengan setelan LB nya ini. Malah salah satunya dijodohkan lagi dengan pejantan hasil ternakannya sendiri. Tinggalah LB itu jomblo sendirian karena semua temannya dilepaskan di kandang koloni bersama pasangannya masing masing (meskipun belum produksi juga. Hehehe)

Nah beberapa minggu ini dia mulai kecanduan ikut latberan. Ya sekalian mencari teman dan relasi baru katanya. Kebetulan waktu itu dia baru mendapatkan seekor kacer yang dulunya pernah juara juga (hanya juara 3) itupun hanya satu kali. Itupun hasil barter dengan temannya. Dan kondisi waktu itu kacer tersebut dalam keadaan macet bunyi entah karena drop  atau salah rawatan. Setalah "diotak atik" selama 2 bulan pelan pelan kacer itupun kembali ke performanya. Bahkan sempat juara 3 juga padahal itu baru dibawa ke latber untuk kedua kalinya. Dirumahpun tidak pernah di trek dengan kacer.

Saat ingin melombakan kembali kacernya ternyata beberapa helai bulu sayapnya lepas. Mabung. Ya, kacernya itupun memasuki masa mabungnya. Kadekpun stress karena sedang getol getolnya ikut latber malah jagoannya memasuki masa mabung. Terpaksalah si kacer itu istirahat dan menjalani masa mabungnya.

Rawatlah gaco kita meskipun hanya gaco rumahan sebaik baiknya.

Dalam kejenuhan karena bisa berangkat latber tapi tidak punya burung iseng iseng saat itu dia membawa LB yang jomlo itu. Ya rencananya dibawa saja tidak diikutkan latber. Tujuannya hanya agar tidak datang dengan tangan kosong katanya. Hehehe.

Ketika sampai di arena latber diapun dipaksa temanannya mengikutkan LB tersebut dalam latberan. Sekalian coba coba kata temannya. Rugi juga susah susah bawa tapi hanya jadi penonton. Si kadekpun bingung. LB itu sama sekali tak dipersiapkannya. Tadi pagipun masih mandi jemur seperti rawatan hariannya. Ya karena terdesak temannya sahabat saya itupun mengikutkan LB tersebut pada latber sore itu. Kelas A pula yang hampir full gantangan, hanya bolong satu dua saja.

Karena yakin burungnya tidak akan mau bunyi maka dia meminta temannya saja yang menggantang. Ya tujuannya tentu agar tidak malu ketika burung tersebut hanya diam seribu bahasa. Namun dia dan temannya tercengang tak percaya karena ketika digantang LB tersebut malah ngekek cukup panjang beberapa kali dengan gaya nyeklek pula. Kebingungan plus kegembiraan sahabat saya inipun bertambah ketika juri memberi LB yang jomblo serta tak terurus dengan baik itu koncer C/ juara 3. Sembari senyum senyum diapun ke meja panitia mengambil piagam dan hadiahnya. Sunguh ini cerita nyata.


LB Janda milik Kadek bersama piagam kemenangannya yang mengejutkan.

Nah, inti dari cerita sahabat saya si Kadek ini adalah jangan pernah meremehkan burung rumahan yang kita pelihara. Meskipun hanya burung rumahan yang belinya juga tidak seberapa juga bisa masuk daftar juara di arena lomba maupun latber.

Berikut perawatan yang dilakukan Kadek terhadap LB nya. Semoga bisa menjadi alternatif perawatan LB anda yang belum bisa maksimal dengan berbagai setingan yang pernah anda coba. Ataupun untuk LB yang masih baru anda dapatkan.

1. Pagi hari burung dikeluarkan pukul 07.30 pagi. Hal ini karena dia punya banyak sekali burung kicauan. Sekitar 30 ekor. Itu termasuk beberapa kenari yang sedang coba dia tangkarkan. Jadi si LB ini dikeluarkan paling akhir karena dianggap kurang bermutu (tentunya padangannya berubah setelah Lab ini menyabet juara 3. Hehehe).

2. Setelah dikeluarkan burung diangin anginkan sambil menunggu sinar matahari masuk halaman rumahnya. Kok sudah siang begitu masih nunggu matahari ? Ya ini karena di sebelah timur rumahnya terdapat bangunan tingkat 3 jadi sinar matahari lambat masuk halaman rumahnya. Biasanya LB tersebut mulai kena sinar matahari pukul 08.00.

3. Setelah dijemur sebentar pukul 09.00, LB inipun dimandikan. Lagi lagi agak siang karena dapat jatah mandi terakhir setelah burung burung lain yang dianggapnya lebih prospek. Kasihan sekali LB itu ya ? Dianaktirikan. Hehehe.

4. Setelah mandi dijemur lagi sampai pukul 11.00 siang. Kemudian diangin anginkan dengan cara digantang di bawah pohon kamboja yang cukup rindang. Sembari diberi potongan jagung muda sepanjang 2 Cm saja. Alasan digantang pada pohon kambojapun sangat miris yaitu karena tak tersedia lagi gantangan di teras rumahnya.

LB Janda yang digantang pada pohon kamboja sehari harinya, sabet juara 3 pada latber Pondok Indah Kelas LB A (06/02/15)

5. Pada sore hari sekitar pukul 17.00 burung diangkat dari pohon kamboja sambil diganti minum dan dibersihkan sangkarnya. Dianginkan sembari menunggu giliran dikerodong. Tentunya setelah burung burung lainnya.

Pokoknya LB ini memang sangat sangat dianak tirikan. Apa apa selalu paling akhir/belakangan. Namun karena memang dia hobi dia tetap merawatnya secara konsisten meskipun selalu giliran belakangan. Hehehe.

Itulah sekelumit cerita dari teman saya bernama Kadek dari Bali. Saya tidak menganjurkan anda merawat burung dengan menganaktirikannya seperti yang dilakukan Kadek. Tapi tujuan saya menulis kisah nyata dari Kadek adalah agar kita berhenti memandang sebelah mata burung yang kita pelihara hanya karena melihat ounya teman yang jauh lebih bagus apalagi lebih mahal harganya. Jangan minder. Rawat saja sebaik baiknya seperti merawat gaco yang sudah jawara. Dengan berpandangan  seperti itu tentu kita akan merawat gaco kita dengan sepenuh hati dan penuh kasih sayang. Ingat meskipun hanya burung merekapun punya perasaan sama seperti kita. So, perlakukanlah sebaik baiknya maka hasilnyapun akan maksimal.

Salam kicaumania pemula. Semoga bermanfaat.



Demikianlah Artikel Jangan Pandang Sebelah Mata, Burung Rumahanpun Bisa Juara

Demikianlah artikel Jangan Pandang Sebelah Mata, Burung Rumahanpun Bisa Juara kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua Dan wawasan tentang sharing. jika Ada Salah Kata atau Hal Yang kurang berkenan dalam penyajian artikel, mohon maaf. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Jangan Pandang Sebelah Mata, Burung Rumahanpun Bisa Juara dengan alamat link https://baladgacor.blogspot.com/2019/02/jangan-pandang-sebelah-mata-burung.html
Jangan Pandang Sebelah Mata, Burung Rumahanpun Bisa Juara Rating: 4.5 Diposkan Oleh: hammam shalihul huda