Semua penggemar Murai Batu (MB) tentu menginginkan Murai Batu miliknya dapat berprestasi di arena lomba burung kicau. Tapi untuk mencetak Murai Batu agar bisa juara tidaklah semudah yang dibayangkan karena masing-masing Murai Batu memiliki karakter yang berbeda-beda yang harus disesuaikan dengan pola perawatannya seperti mandi, jemur, umbar dan kerodong, serta settingan ekstra fooding (EF) yang harus tepat dan sesuai agar dapat menampilkan performa terbaiknya.
Sebelum dilombakan, Murai Batu (MB) harus disiapkan dulu baik fisik maupun mentalnya agar mampu bertanding menghadapi lawan-lawannya digantangan. Persiapan untuk lomba dilakukan selama beberapa hari sebelum hari H.
Berikut ini adalah settingan lomba untuk Murai Batu (MB) yang dilakukan seminggu sebelum lomba:
• Dari hari senin sampai rabu Murai Batu (MB) masih tetap dirawat seperti perawatan harian.
• Mulai hari kamis porsi jangkrik mulai dinaikkan dari yang tadinya 5/5 pagi/sore menjadi 8/7 pagi/sore. Jadi totalnya dalam sehari Murai Batu (MB) diberikan 15 ekor jangkrik. Sedangkan untuk perawatan lainnya seperti mandi dan jemur tetap dilakukan seperti hari biasa.
• Pada hari jum'at porsi jangkrik dinaikkan lagi menjadi 10/10 pagi/sore ditambah 5 ekor ulat hongkong (UH). Untuk perawatan lainnya masih tetap sama seperti hari biasa.
• Hari sabtu porsi jangkrik kembali dinaikkan menjadi 15/10 pagi/sore ditambah 5 ekor ulat hongkong (UH) dan juga kroto sebanyak 2 sendok makan pada pagi hari saja. Khusus untuk hari sabtu Murai Batu (MB) sudah tidak dimandikan dan dijemur lagi. Jadi, burung benar-benar istirahat total dengan dikerodong seharian (full kerodong) dan diletakkan ditempat yang teduh setelah diberikan jangkrik, kroto dan ulat hongkong (UH) pada pagi hari.
• Pada hari minggu pagi, Murai Batu (MB) diberikan 10 ekor jangkrik, 5 ekor ulat hongkong (UH) dan kroto sebanyak 2 sendok makan tanpa mandi dan jemur.
Pada saat sampai dilapangan, usahakan untuk menjauhkan Murai Batu (MB) dari burung lainnya terutama burung sejenis agar tidak tarung sebelum naik gantangan yang dapat menyebabkan staminanya terkuras sebelum lomba dimulai.
Dengan menjauhkannya dari Murai Batu (MB) lain maka staminanya tidak akan terkuras karena bertarung dibawah, sehingga ketika kerodong dibuka saat naik gantangan, emosi dan staminanya masih full dan bisa tampil ngotot sampai akhir penjurian.
• Jika Murai Batu (MB) akan diturunkan pada sesi berikutnya sebaiknya burung tetap tidak dimandikan. Berikan lagi 5 ekor jangkrik dan 3 ekor ulat hongkong (UH) kemudian dijauhkan dari arena lomba dan usahakan untuk mencari tempat yang lebih tenang.
Selain perawatan sebelum lomba, Murai Batu (MB) juga memerlukan perawatan pasca lomba untuk menstabilkan kondisi fisik dan mentalnya.
Agar Murai Batu (MB) tidak menjadi galak setelah dilombakan, usahakan setelah pulang dari mengikuti lomba sebaiknya Murai Batu dimandikan dan jangan diberikan jangkrik atau ekstra fooding (EF) lainnya lagi. Setelah mandi lalu di angin-anginkan sampai bulu-bulunya kering kemudian dikerodong, dan keesokan harinya pola perawaran dan settingan ekstra fooding (EF) dikembali seperti perawatan harian.
Jadi intinya, sebelum membawa Murai Batu (MB) ke lapangan, kita harus jeli melihat kondisinya. Jika Murai Batu terlihat terlalu galak, maka jangan diberikan ulat hongkong (UH), tapi harus diredam dengan lebih banyak mandi dan diberikan kroto.
Sedangkan jika Murai Batu (MB) tampak kurang responsif, sebaiknya berikan ulat hongkong (UH) dan tambah durasi penjemuran, serta kurangi intensitas mandi untuk mendongkrak emosinya.
Baca juga:
Dampak buruk penjemuran yang terlalu lama pada Murai Batu
Beberapa permasalahan Murai Batu pada saat dilombakan
Faktor genetika sangat menentukan kualitas anakan Murai Batu
Mengatur birahi dan emosi Murai Batu (MB) lomba
Demikian sedikit informasi tentang "Settingan lomba untuk Murai Batu agar tampil maksimal". Untuk informasi lain seputar Murai Batu (MB), dapat dibaca pada artikel On Kicau yang lain.
Semoga bermanfaat
Terima kasih